Tuesday 20 July 2010

Catatan Tambahan

Tugas yang diterima hanya yang ada di blog ini. Kiriman file via e-mail tidak berlaku.

Batas Pengumpulan

Karena ditemukan adanya perubahan (postingan pertama "sebuah awal" menghilang tanpa diketahui siapa pelakunya), maka waktu pengumpulan dimajukan 1 jam. Kata kunci lama sudah tidak berlaku lagi.

TUGAS essay Manajemen Mutu

MANAJEMAN MUTU

Setiap orang akan memiliki banyak pandangan yang berbeda tentang manajeman mutu . Barang yang kualitasnya kurang bagus suka di bilang barang yang tidak bermutu dan barang yang kualitasnya sangat bagus dan bisa bertahan lama biasanya sering dibilang barang yang bermutu . kenapa ini terjadi ? karena pandangan seseorang atau masyarakan mengenai manajeman mutu sangatlah berbeda dan biasanya pandangan masyarakat mengenai mutu itu sendiri selalu dikaitkannya dengan harga yang mahal dan barangnya mempunyai merek atau label yang terkenal . Setidaknya ada tiga hal mendasar yang sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan suatu produk atau layanan di pasaran, yaitu -harga-ketersediaan, dan-mutu/kualitas.

Konsumen sangat membutuhkan produk atau layanan yang bermutu tinggi dan tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan harga yang terjangkau dan sesuai dengan manfaat yang akan diperoleh. Organisasi atau perusahaan akan dapat sukses dan mampu bersaing di pasaran jika tingkat kepuasan pelanggan terhadap pemakaian produk dan layanannya cukup tinggi. Faktor harga dan ketersediaan adalah fitur transient saja, dalam arti pengaruhnya tidak berlangsung lama setelah terjadi transaksi. Lain halnya dengan mutu, yang mempunyai pengaruh dan implikasi yang cukup panjang, karena mutu suatu produk atau layanan ditentukan dari tingkat kesuksesan kegunaan produk atau layanan tersebut selama pemakaiannya .

Sistem manajemen mutu akan memberikan kemampuan kepada perusahaan atau organisasi dalam melakukan kontrol, menciptakan stabilitas, prediktabilitas, dan kapabilitas bisnis . Dengan adanya sistem mutu diharapkan sebuah perusahaan akan lebih terbantu dalam mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan mutu produk atau layanan yang mereka sediakan secara ekonomis. Sistem manajemen mutu akan sangat membantu seeorang pengusaha untuk dapat bertindak dengan lebih baik dibanding sebelumnya.

Sistem manajeman mutu Adalah sesuatu yang tidak mungkin perusahaan Anda mempunyai kemampuan untuk menghasilkan dan mempertahankan suatu produk yang bermutu tanpa disertai adanya manajemen proses yang matang dan rapi di dalamnya. Mutu yang baik tidak akan dapat diraih hanya dengan mengandalkan keberuntungan semata, tapi mutlak harus dengan cara penerapan manajemen bisnis yang baik.

Sementara itu berdasarkan Standar Internasional ISO 8402 yang sudah diadopsi menjadi SNI 19-8402-1996 Manajemen Mutu dan Jaminan Mutu, Kosa Kata, Mutu didefinisikan sebagai : "keseluruhan gambaran dan karakteristik suatu produk atau jasa yang berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi atau memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang dinyatakan secara langsung atau tersurat maupun secara tidak langsung atau yang tersirat

Dengan penerapan suatu sistem mutu tertentu seperti ISO 9000, QS-9000, atau yang lain, tentunya akan membawa dampak positif bagi bisnis kita, yaitu meningkatkan dan menjamin mutu dari produk atau layanan yang dihasilkan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk atau layanan yang kita sediakan. Mutu suatu produk/layanan dapat dijamin karena sistem secara otomatis akan berusaha mengontrol dan mencegah setiap potensi timbulnya ketidaksesuaian atau penyimpangan pada seluruh tahapan supply chain. Hal ini juga akan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yaitu akan terhindarnya pemborosan anggaran, meminimalisasi biaya-biaya, dan pada akhirnya adalah meningkatnya keuntungan perusahaan secara signifikan.


Djaenal
2TI-2
6308033

Pengelolaan Mutu Total (PMT) dalam Manajemen Mutu

PENDAHULUAN
Konsep Pengelolaan Mutu Total (PMT) lahir beberapa dasa warsa yang lalu terutama untuk mengatasi beberapa Masalah di bidang bisnis dan industri. Konsep itu telah diimplementasikan dengan sangat berhasil oleh dunia bisnis dan industri di Jepang, yang kernudian juga di banyak negara lain. Di Indoneia, salah satu perusahaan yang pertama-tama menerapkan manajemen mutu pada tahun 1981 adalah PT. Astra Internasional. Sejak itu, trend penerapan PMT menjalar ke berbagai perusahaan swasta sampai dengan BUMN.

Pengertian PMT dan prinsip PMT

Pengertian
PMT adalah sistem pengendalian mutu yang didasarkan pada filosofi bahwa memenuhi kebutuhan pelanggan dengan sebaik-baiknya adalah yang utama dalam setiap usaha. Untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, budaya kerja yang mantap harus terbina dan berkembang dengan baik dalam diri setiap karyawan yang terlibat dalam pendidikan itu. Motivasi, sikap, kemauan dan dedikasi adalah bagian terpenting dari budaya kerja tersebut.


Prinsip PMT

=>Organisasi yang Bermutu

Pada hakekatnya organisasi bermutu adalah suatu organisasi yang senantiasa secara konsisten berorientasi kepada sasaran dan tujuan, sehingga secara optimal dapat memberikan pelayanan terhadap pelanggan. Ciri-ciri organisasi bermutu adalah sebagai berikut:
(a) berfokus pada pelanggan
(b) berfokus pada upaya untuk mencegah masalah
(c) investasi pada manusia
(d) memiliki strategi untuk mencapai kualitas
(e) memperlakukan keluhan sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri
(f) memiliki kebijakan (policy) dalam perencanaan untuk mencapai kualitas
(g) mengupayakan proses perbaikan dengan melibatkan semua orang
(h) membentuk fasilitator yang berkualitas untuk memimpin proses perbaikan
(i) mendorong orang yang dipandang memiliki kreativitas dan mampu menciptakan kualitas
(j) memperjelas peranan dan tanggung jawab setiap orang
(k) memiliki strategi evaluasi yang jelas
(l) memandang kualitas sebagai jalan menuju perbaikan kepuasan layanan
(m) memiliki rencana jangka panjang
(n) memandang kualitas sebagai bagian dari kebudayaan
(0) meningkatkan kualitas sebagai suatu keharusan strategis berdasarkan misi tertentu dari suatu organisasi.

Harus diakui bahwa sulit untuk menemukan standar tertentu mengenai bentuK struktur seperti yang dituntut oleh PMT. Namun demikian, untuk memudahkan penjabarannya dalam bentuk yang lebih operasional, beberapa cirinya diuraikan sebagai berikut:
(a) struktur yang pasti harus berupa struktur yang mampu melancarkan proses pengelolaan mutu secara menyeluruh dan kondusif bagi perbaikan kulitas
(b) mengutamakan kerja sama tim (team work)
(c) mengurangi fungsi kontrol dan penjadwalan dari manajemen menengah
(d) membentuk tim terstruktur dengan sistem manajemen yang sederhana tapi efektif
(e) mengupayakan agar semua anggota tim memahami visi dan potensi lembaga agar menjadi kompak
(f) mengusahakan agar keseluruhan proses berada di bawah satu komando yang hubungan kerjanya sederhana
(g) mengadakan penilaian keberhasilan pengelolaan sebagai media untuk merumuskan visi.

=>Pemimpin dan Kepemimpinan

Setiap pemimpin harus mempunyai visi yang jelas tentang lembaga yang dipimpinnya, dan mampu menjelaskan visi itu kepada pemimpin-pemimpin bawahannya sehingga semua memahaminya dan dapat menjabarkannya menjadi program-program kerja. Disamping itu, setiap pemimpin harus mampu membudayakan mutu sehingga dia dapat menjadi teladan bagi bawahannya. Untuk itu, pemimpin harus mempunyai lima kemampuan dasar:
(a) visi yang jelas
(b) kerja keras
(c) ketekunan yang penuh ketabahan
(d) pelayanan dengan rendah hati, dan
(e) disiplin kuat.
Wibawa, kharisma, keteladanan, bertanggung jawab, keramahtamahan, dan kerapian adalah di antara ciri-ciri yang termasuk unsur-unsur kepemimpinan kependidikan; disamping ilmu dan teknologi yang menjadi spesialisasinya.
Setiap pemimpin perlu menyadari dan melaksanakan prinsip-prinsip berikut:
(a) visi dan simbol
(b) pengelolaan dengan turun ke bawah (PDTB)
(c) memperhatikan kebutuhan dan aspirasi bawahan
(d) mendorong tumbuh dan berkembangnya prakarsa dan inovasi
(e) menumbuhkan rasa kekeluargaan, kebersamaan dan kesetiakawanan.
Selanjutnya pemimpin kependidikan mempunyai peranan penting membudayakan mutu total, antara lain:
(a) mengembangkan sistem komunikasi yang baik
(b) membimbing dan mendorong tumbuhnya motivasi untuk mengatasi berbagai masalah
(c) mengembagkan sistem pendelegasian yang paling efektif dan efisien
(d) mengembangkan tim kerja sarna yang efektif dan efisien
(e) mengembangkan peluang untuk berinisiatif meningkatkan mutu.

=>Kerja Sama Tim
Tim adalah kumpulan orang-orang yang bekerja dalam suatu program yang sama. Tim merupakan modal dasar (building blocks) untuk meraih mutu. Di dalam suatu tim, para anggota tim bekerja sama, saling mendorong dan mendukung secara harmonis untuk meningkatkan mutu. Besar kecilnya suatu tim bergantung pada kebutuhan yang didasarkan pada program yang akan dilakukan. Kerja sama tim pada setiap organisasi adalah komponen penting dalam pelaksanaan PMT, untuk membangun kepercayaan, memperbaiki komunikasi dan mengembangkan kemandirian.
Dalam pembentukan tim secara utuh, dalam arti pembentukan organisasi dan fungsi, pada umumnya melalui empat fase, yaitu:
(a) Pembentukan (forming)
Pada fase pembentukan ini, sejumlah orang yang terdapat dalam tim mempunyai persepsi yang berbeda-beda tentang hal yang akan ditangani. Oleh karena itu, menjadi tugas pimpinan untuk meluruskan keadaan, menjelaskan visi dan sasaran pokok yang dibutuhkan.
(b) Penggugahan (storming)
Pada fase ini, pikiran para anggota tim digugah (dirangsang) untuk kejelasan tugas. Di sini tim sudah dapat menganalisis tugas lebih terarah, dan mulai memahami dan menyadari ruang lingkup tugas.
(c) Penetapan Norma (norming)
Dalam fase ini, tim menentukan aturan (norma) kerja yang harus dimengerti dan ditaati oleh setiap anggota tim. Termasuk didalamnya cara dan waktu kerja serta batas waktu penyelesaian tugas.
(d) Pelaksanaan (performing)
Pada fase keempat, tim mulai bekerja melaksanakan tugas yang telah ditentukan. Tata laksana kerja di antara sesama anggota tim perlu diperhatikan, agar setiap anggota bekerja dengan penuh tanggung jawab untuk mencapai tujuan tim.
Dapat dilihat bahwa pertumbuhan kerja sama tim tidaklah terjadi begitu saja. Oleh sebab itu, setiap anggota harus memiliki kesadaran, kemampuan, dan keterampilan tertentu. Untuk itu, bimbingan perlu. diberikan, dan bila perlu pelatihan disediakan untuk meningkatkan mutu para anggota tim.

=>Alat-alat dan Teknik-teknik Memperbaiki Mutu
Dalam proses peningkatan mutu, tentu saja kita akan selalu bertemu dengan berbagai masalah. Untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah kita harus mempunyai strategi. Strategi dan pendekatan untuk itu di antaranya adalah:
(a) Gugah Pikir (brainstorming)
Gugah pikir adalah suatu alat yang digunakan untuk memancing sejumlah gagasan teritang isu dan masalah tertentu. Alat ini dapat digunakan untuk memperjelas atau mengidentifikasi, dan menganalisis masalah. Namun alat ini tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi situasi, oleh karena itu alat ini dapat dipakai bersama-sama dengan alat atau teknik lainnya.
(b) Jaringan Kerja Kemiripan (affinity network)
Jaringan kerja kemiripan ini sebetulnya dapat merupakan kelanjutan dari gugah pikir, dimana gagasan yang sudah dikumpulkan melalui gugah pikir kemudian dikelompokkan. Setelah dikelompokkan, kemudian diberi judul untuk setiap kelompok, dan selanjutnya ditentukan hubungan antar kelompok yang ada dengan menggunakan garis-garis penghubung.
(c) Diagram Tulang Ikan (fishbone diagram)
Diagram ini disebut juga dengan diagram sebab akibat, gunanya untuk melihat keterkaitan antar faktor-faktor yang diperkirakan berpengaruh terhadap masalah atau hasil yang diinginkan.
(d) Analisis Keadaan Lapangan (force-field analysis)
Alat ini digunakan untuk mengidentifikasi dan mempelajari terwujudnya suatu perubahan dari sebuah kondisi. Ringkasnya, dengan analisis keadaan lapangan ini, kita harus menentukan situasi perubahan yang diinginkan, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang merupakan pendorong dan penghambat. Dan selanjutnya kita harus berupaya memperbesar kekuatan pendorong tadi, dan pada saat yang sama kita berusaha menetralisir kekuatan penghambat.
(e) Pendiagraman (process charting)
Pendiagraman merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mengetahui siapa pelanggan, suatu lembaga, sehingga lembaga tersebut dapat mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan untuk memuaskan pelanggan tersebut.
(f) Diagram Arus (flowcharts)
Teknik ini adalah suatu pendekatan sistematis untuk memahami dan memperbaiki suatu proses kerja ataupun untuk menyeragamkan pemahaman tentang bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan.
(g) Analisis Pareto (Pareto analysis)
Sebagai aiat untuk perbaikan mutu, analisis pareto digunakan untuk mengidentifikasi kategori-kategori yang dianggap paling mungkin menjadi penyebab suatu masalah atau mengidentifikasi kategori-kategori yang dianggap paling mungkin sebagai solusi dari suatu masalah yang dihadapi.
(h) Pengukuran Kinerja (benchmarking)
Pengukuran kinerja maksudnya adalah membuat suatu standar mutu tertentu dan membandingkannya dengan kinerja yang diperoleh sekarang. Biasanya yang dijadikan sebagai standar mutu adalah kinerja dari pesaing kita yang dianggap terbaik.
(i) Pemetaan Arah Karir (career path-mapping)
Pemetaan arah karir adalah alat sederhana yang digunakan untuk mengidentifikasi tahapan-tahapan penting ataupun, kendala-kendala yang cukup potensial dalam perjalanan karir seseorang.
Pengunaan alat-alat atau teknik-teknik yang disebutkan di atas harus disesuaian dengan masalah yang akan dipecahkan, karena tidak semua alat atau teknik ini sesuai untuk setiap permasalahan. Selain itu, keberhasilan penggunaannya ditentukan oleh keterampilan dan pemahaman penggunanya, baik pemahaman tentang alat atau teknik yang digunakan maupun mengenai masalah itu sendiri.

=>Perencanaan Strategis untuk Mutu
Perencanaan strategis untuk mutu ialah perencanaan berjangka panjang berdasarkan visi, misi dan prinsip kelembagaan, yang berorientasi pada kebutuhan para pelanggan baik masa kini maupun masa yang akan datang. Perencanaan berjangka panjang secara konseptual sudah tentu juga mencakup perencanaan jangka menengah dan pendek.
Perencanaan strategis memungkinkan penentuan prioritas dan langkah-langkah sistematis untuk meningkatkan mutu secara rasional. Dengan perencanaan strategis, perhatian dan pemikiran unsur-unsur pimpinan lembaga
dapat diarahkan kepada hal-hal yang lebih besar cakupannya dan lebih jauh jangkauannya, tidak lagi hanya di sekitar masalah-masalah rutin sehari-hari.
Dalam penyusunan rencana strategis, perlu diikuti pemikiran dan langkah-langkah sebagai berikut:
(a) pemikiran dan Langkah Dasar
(1) Menentukan dan merumuskan visi
(2) Menentukan dan merumuskan misi berdasrkan visi
(3) Menentukan dan merumuskan prinsip-prinsip berdasarkan visi dan misi
(4) Menentukan dan merumuskan tujuan berdasarkan visi, misi, dan prinsip
(b) Pemikiran dan Langkah Operasional
(1) Mengadakan studi tentang para pelanggan untuk mengetahui siapa-siapa pelanggan dan apa kebutuhan mereka sekarang maupun masa yang akan datang.
(2) Mengadakan studi tentang lembaga untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, kesempatan, kendala, ancaman dan faktor-faktor penting lainnya untuk mencapai keberhasilan.
(3) Menyusun rencana lembaga yang memuat langkah-langkah dan program yang didasarkan pada visi, misi, prinsip, tujuan, dan hasil-hasil studi tentang pelanggan dan lembaga.
(4) Menentiukan kebijaksanaan dan rencana mutu yang hendak dicapai sesuai dengan kebutuhan para pelanggan dengan berpedoman pada visi, misi, prinsip dan tujuan.
(5) Menentukan atau memperkirakan biaya yang diperlukan, untuk mencapai mutu yang ditentukan. RAPB adalah inti dari langkah ini yang sudah tentu didasarkan pada program kerja.
(6) Menyusun dan menentukan rencana dan alat-alat untuk mengevaluasi keberhasilan atau ketidak- berhasilan lembaga, dan menentukan sebab-sebab dari keduanya.
Evaluasi dan pemantauan pelaksanaan rencana jangka panjang, menengah dan pendek perlu dilakukan sehingga perbaikan dan peningkatan mutu dapat diadakan secara berkesinambungan.








Arifin
2 ti 1
6308380

manajemen mutu secara praktis

Essay

MANAJEMEN MUTU SECARA PRAKTIS

- Definisi TQM secara praktis
Total Quality Management telah dikenal sebagai suatu sistem manajemen yang teruji keberhasilannya dalam memperbaiki proses maupun hasil kerja secara menyeluruh. Hal ini dicapai dengan mengikutsertakan setiap orang dari setiap lapisan dan setiap bagian, serta mencakup semua aspek dalam perusahaan, dengan fokus pada Customer dan semangat Continuous Improvement.
Untuk menerapkan sistem ini secara efisien dan efektif diperlukan pemahaman dan komitmen dari manajemen perusahaan. Pelatihan TQM ini akan memberikan pemahaman dan menyiapkan manajemen perusahaan dalam menerapkan TQM dan memahami hubungannya dengan ISO-9000:2000, ISO-14000, Malcolm Baldridge Award, Quality Problem Solving, Six Sigma dan implementasinya saat ini, baik di Indonesia maupun di dunia Internasional.
Dalam menerapkan penjaminan mutu (quality assurance) diperlukan pembakuan mutu dan quality standar. Dalam bidang industri manufaktur maupun jasa, dewasa ini pembakuan mutu telah dilakukan internasional. Pembakuan itu pada mulanya bernama quality system yang dikeluarkan oleh British Standard 5750 atau BS 5750, yang terutamadigunakan departemen pertahanan Inggris dan NATO dengan AQAP (Allied Quality Assurance Prosedures). Dewasa ini, pembakuan mutu telah dilakukan terhadap industri, baik manufaktur maupun jasa ISO 9000 (International Standart Organization 9000) yang dikeluarkan oleh International Organization For Standartdization yang berpusat di Genewa, Swiss. ISO 9000 ini merupakan aplikasi dari prinsip penjaminan mutu yang didalamnya membakukan proses dan sistem yang harus dipedomani oleh satu perusahaan untuk menjamin mutu produk sesuai dengan kebutuhan konsumen. Model-model pembakuan juga mencakup pembakuan terhadap mutu produk serta kalibrasi dan pengukurannya. Suatu perusahaan yang telah menerapkan ISO 9000 dapat mengajukan permohonan untuk mendapatkan sertifikasi dari badan internasional itu. Sistem manajemen mutu dengan menerapkan pembakuan mutu model ISO 9000 dalam bidang pendidikan bisa diterapkan dalam bidang pendidikan. Menurut Sallis (1993) dinegara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris, pemikiran untuk menerapkan mutu model ISO 9000 telah dilakukan. Dalam rangka penerapan model ini filosofi yang mendasari ISO 9000 diantaranya bahwa mutu pendidikan harus menjadi bagian dari sistem manajemen. Atas dasar filosofi ini proses ini sistem yang menjamin dihasilkannya produk, yaitu jasa pendidikan, yang sesuai dengan atau melebihi harapan konsumen bisa dilakukan, dengan pengukuran dan kalinerasi tepat.
Keberhasilan penerapan TQM lebih banyak disebabkan oleh sistem dan prosedur yang diorganisir dan didesain secara komprehensif dan terintegrasi dalam suatu ketentuan yang disepakati dan dapat dilaksanakan secara konsisten dan terpadu.


- Sumber :

Human resources manajement certification
Barkley, Bruce T. and Saylor, James H., (1994), Customer-Driven Project Management: A New Paradigm in Total Quality Implementation, New York: Mc. Graw-Hill, Inc.
Bonstingl, John Jay. (1992), Schools of Quality: An Introduction to TQM in Education, Alexandria-Va: ASCD
Freeman, Richard, (1994), Quality Assurance in Training and Education, London: Kogan Page
Herman, J.L. dan Herman, J.J., (1995), “Total Quality Management (TQM) for Education” , Journal of Educational Technology, May-June (p.14-18)
Hubbard, Dean L., (ed.), (1993), Continous Quality Improvement: Making the Transition to Education, Maryville-MO: Prescott Publishing Co.
Juran, J.M., (1995), Kepemimpinan Mutu, Terjemahan Nugroho E, dari Judul Asli: “Juran on Leadership for Quality”, Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.
Rinehart, Gray, (1993), Quality Education, Wiconsin: ASQC Quality Press.
Sallis, Edward, (1993), Total Quality Management In Education, London: Kogan Page
Tenner, A.R. dan De Toro, I.J. (1992), Total Quality Management: Three Stepps to Continous Improvement. Reading, MA: Addison-Wesley Publishing Company.
Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia (1996), Total Quality Management, Yogyakarta: Andi Offset


Nama : MIFTAH
Kelas : 2ti-02
Nrp : 6308156

tugas Manajemen Mutu

Manajemen Mutu

DEFINISI MUTU

MUTU ADALAH PADUAN SIFAT-SIFAT BARANG ATAU JASA, YANG MENUNJUKKAN KEMAMPUANNYA DALAM MEMENUHI
KEBUTUHAN PELANGGAN, BAIK KEBUTUHAN YANG DINYATAKAN MAUPUN YANG TERSIRAT

EMPAT USAHA MENDASAR UNTUK
MENGHASIKAN MUTU :
1. Ciptakan Situasi Menang-Menang, Bukan Kalah- Menang.
2. Utamakan Menumbuhkan Motivasi Intrinsik dalam Diri Setiap Orang.
3. Berorientasilah pada Proses dan Hasil Jangka Panjang.
4. Utamakan Mengembangkan Kerja sama, Bukan Persaingan.

MUTU BERAWAL DARI DIRI KITA SENDIRI
Mutu adalah Naluri Manusia
KITA SELALU MENGHARAP, BAHKAN MENUNTUT, MUTU DARI ORANG LAIN.
TETAPI ORANG LAIN JUGA SELALU MENGHARAP DAN MENUNTUT MUTU DARI DIRI KITA

Manajemen Mutu sangat populer di lingkungan organisasi profit, khususnya di lingkungan berbagi badan usaha/perusahaan dan industri, yang telah terbukti keberhasilannya dalam mempertahankan dan mengembangkan eksistensinya masing – masing dalam kondisi bisnis yang kompetitif.
Beberapa pendapat mengenai manajemen mutu:
Hadari Nawawi (2005 : 127) mengemukakan tentang karakteristik TQM sebagai berikut :
1. Fokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal
2. Memiliki opsesi yang tinggi terhadap kualitas
3. Menggunakan pendekatan ilmiah dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
4. Memiliki komitmen jangka panjang.
5. Membutuhkan kerjasama tim
6. Memperbaiki proses secara kesinambungan
7. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
8. Memberikan kebebasan yang terkendali
9. Memiliki kesatuan yang terkendaliadanya keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Menurut Hadari Nawari (2005:46) Manajemen Mutu adalah manejemen fungsional dengan pendekatan yang secara terus menerus difokuskan pada peningkatan kualitas, agar produknya sesuai dengan standar kualitas dari masyarakat yang dilayani dalam pelaksanaan tugas pelayanan umum (public service) dan pembangunan masyarakat (community development).
Pengertian lain dikemukakan oleh Santoso yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Anastasia Diana (1998) yang mengatakan bahwa “ TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorentasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi”

PENGERTIAN TENTANG
MANAJEMEN MUTU TERPADU (MMT) ATAU
TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM)

MMT = Total Quality Management (TQM)
Total = Semua Hal/Aspek, dan Oleh Semua Orang dalam Organisasi.
Manajemen konvensional yang dimanej 3M (Men, Money, Materials).
Dengan TQM yang dimanej adalah quality atau mutu dari barang dan/atau jasa yang dihasilkan
MMT adalah suatu pola manajemen yang berisi prosedur- prosedur kerja agar dalam organisasi setiap orang mau berusaha bekerja keras secara terus menerus memperbaiki jalan menuju sukses.
MMT bukanlah seperangkat peraturan dan ketentuan yang kaku dan harus diikuti, melainkan seperangkat prosedur dan proses untuk memperbaiki kinerja dan meningkatkan mutu kerja.
MMT adalah suatu cara lain dalam mengatur kerja orang banyak, dengan menyelaraskan kerja mereka sedemikian rupa sehingga orang-orang itu menghadapi
tugasnya dengan penuh semangat dan berpartisipasi dalam perbaikan pelaksanaan pekerjaan.
Tujuan utama MMT adalah meningkatkan mutu pekerjaan, memperbaiki produktivitas dan efisiensi.
MMT menuntut adanya perubahan sifat hubungan antara yang mengelola (pimpinan) dan yang melaksanakan pekerjaan (dosen, karyawan, laboran, teknisi, dsb.) Perintah dari atas diubah menjadi inisiatif dari bawah. Tugas pimpinan tidak hanya memberi perintah, tetapi mendorong dan memfasilitasi perbaikan mutu pekerjaan yang dilakukan oleh anggota/bawahannya.

Penerapan MMT meliputi lima unsur
utama :
• Arah & Sistem Manajemen
• Pemberdayaan Sumberdaya Manusia
• Fokus pada Pelanggan.
• Pengambilan Keputusan selalu ber-
• dasarkan Fakta / Data.
• Penggunaan Teknologi yang Tepat
• untuk mendukung Unsur yang lain


MMT dan perusahaan :
Dalam menerapkan MMT, suatu perusahaan dipersepsikan sebagai industri jasa atau industri pelayanan, bukan sebagai proses produksi.
Setiap industri jasa/pelayanan pasti memiliki pelanggan (customers).
Pelanggan suatu perusahaan adalah :
A. PELANGGAN EKSTERNAL
PRIMER : Kelompok Sasaran Utama: masyarakat umum
SEKUNDER: Masyarakat, Pemerintah, pengusaha
TERSIER : Fihak lain yang memanfaatkan hasil produk dari suatu perusahaan
B. PELANGGAN INTERNAL :
Para karyawan, Unsur-unsur Pimpinan,
-Pegawai Administrasi - Pegawai teknis.




Sumber dan referensi :

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:M6bMX8AiB-IJ:paksisgendut.files.wordpress.com/2007/07/tugas-tqm.doc+apa+itu+manajemen+mutu]&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id&lr=lang_id

http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:Iw1oAgjGnKkJ:eng.unri.ac.id/download/manajemen_pt/LOKAKARYA%2520DI%2520UNUD/1.%2520Filosofi%2520Mutu%2520Kinerja%2520dan%2520Arti%2520MMT.ppt+apa+itu+manajemen+mutu]&cd=8&hl=id&ct=clnk&gl=id&lr=lang_id




Nama : julafendi
Kelas : 2-TI-1
NRP : 6308369

Manajemen Mutu

Silabus Pengantar Manajemen Mutu

Manajemen Mutu

Secara etimologi manajemen mutu berasal dari kata bahasa inggris yaitu, manage dan qualiaty. Manage yang berarti mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, memperlakukan dan quality atau mutu. Jadi secara bahasa manajemen mutu bisa di artikan sebagai mengatur, melaksanakan, mengelola dan memperlakukan mutu. Sedangkan menurut Dr. H. Sulipan “Manajemen mutu merupakan sebuah filsafat dan budaya organisasi yang menekankan kepada upaya menciptakan mutu yang konstan melalui setiap aspek dalam kegiatan organisasi”.

Manajemen mutu adalah hal yang sangat penting yang mesti diterapkan pada setiap perusahaan atau suatu organisasi. Setiap perusahaan memilki kriteria dan standar masing-masing dalam penerapan manajemen mutu. Itu semua tergantung dari produk dan target yang akan dicapai oleh perusahaan tersebut. Namun dalam penerapannya harus berdasarkan pada prinsip-prinsib yang kuat. Beberapa prinsib manajemen mutu:

  1. Kepuasan pelanggan
  2. Respek terhadap setiap orang
  3. Manajemen berdasarkan fakta
  4. Perbaikan berkesinambungan

Menurut Dr. H. Suplihan manajemen mutu memiliki delalapan butir prinsib dasar, diantaranya:

  1. Setiap orang memiliki pelanggan
  2. Setiap orang bekerja dalam sebuah sistem
  3. Semua sistem menunjukkan variasi
  4. Mutu bukan pengeluaran biaya tetapi investasi
  5. Peningkatan mutu harus dilakukan sesuai perencanaan
  6. Peningkatan mutu harus menjadi pandangan hidup
  7. Manajemen berdasarkan fakta dan data
  8. Fokus pengendalian (control) pada proses, bukan hanya pada hasil out put

Sedangkan menurut versi ISO:

  1. Fokus pada pelanggan
  2. Kepemimpinan
  3. Keterlibatan sumberdaya manusia
  4. Pendekatan Proses
  5. Pendekatan Sistem pada Manajemen
  6. Perbaikan yang kontinu
  7. Pendekatan factual untuk pengambilan keputusan
  8. Hubungan kerjasama yang saling membutuhkan dengan Supplie
walaupun terlihat berbeda, tapi dari keduanya kita akan bisa menemukan banyak kesamaan dan masing-masing inti dari sertipa poin.

Banyak sekali hal yang harus bisa di atur oleh manajemen mutu. Pengelolaan SDM menjadi hal yang sangat di perioritaskan dalam penerapannya.

Dalam penerapannya manajemen mutu akan memberikan jaminan mutu dan pengendalian terhadap proses dan produk untuk mencapai mutu secara lebih konsisten. Sehingga kualitas akan suatu produk akan senantiasa terjaga. Yang diatur dalam manajemen mutu tidak hanya mutu produk saja, tapi semua mutu yang berkaitan dengan oraganiasai tersebut. Misalnya mutu SDM yang ada dalam pengolahan produk yang bermutu juga. Penerapan manajemen mutu yang baik di segala bidang perusahaan tentunya akan menghidarkan perusahaan tersebut dari berbagai praktek-peraktek yang tentunya akan merugikan bagi perudahaan tersebut.

Dalam perakteknya penerapan manajemen mutu tidaklah gampang. Butuh keselarasan semua pihak yang akan menerima penerapan tersebut. Pada awalnya penerapa manajemen mutu ini akan “merepotkan” beberapa pihak dalam perusahaan tetapi dalam jangka panjang akan memberi dampak yang positif dan mampu bertahan dalam persaingan di pasar bebas. Dampak yang mudah dirasakan adalah meningkatnya kepuasan pelanggan, sehingga pangsa pasar semakin meningkat. Perusahaan akan mampu membuat sistem kerja dalam organisasi menjadi standard kerja terdukumentasi. Meningkatkan semangat kerja karyawan karena ada kejelasan kerja sehingga meningkatkan efisiensi. Dipahaminya berbagai kebijakan dan prosedur operasi yang berlaku di seluruh organisasi. Meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan pekerjaan. Termonitornya kualitas pelayanan organisasi terhadap mitra kerja.

Penerapan manajemen mutu juga butuh visi, misi serta tujuan yang berorientasi pada pelanggan demi peningkatan kualitas produk. Perencanaan berjangka panjang secara konseptual sudah tentu juga mencakup perencanaan jangka menengah dan pendek. Perencanaan strategis memungkinkan penentuan prioritas dan langkah-langkah sistematis untuk meningkatkan mutu secara rasional. Dengan perencanaan strategis, perhatian dan pemikiran unsur-unsur pimpinan lembaga. dapat diarahkan kepada hal-hal yang lebih besar cakupannya dan lebih jauh jangkauannya, tidak lagi hanya di sekitar masalah-masalah rutin sehari-hari.

Manajemen mutu sebagai alat bantu manajemen yang efektif untuk menambah nilai dari produk atau layanan perusahaan, dapat mendemonstrasikan kepada para pelanggan, rantai perdagangan dan besarnya komunitas dengan kemampuan anda meminimalkan resiko dan mengurangi hasil buang. Meningkatkan keprcayaan pelanggan adalah suatu hal kritis bagi keuntungan dan batas pasar anda, peningkatan melalui tujuan yang telah dijabarkan secara jelas dan cara bertransaksi dari seluruh organisasi.

Manajemen mutu harus memiliki pedoman mutu yang telah menjadi suatu acuan, misalnya ISO (International Standard Opreration). Ini dimaksudkan agar menjaga mutu sesuai standard internasional. Perusahaan yang telah menggunakan standar ISO tentunya akan lebih baik citra mereka di masyarakat. ISO disesuaikan untuk berbagai sektor industri, jenis atau ukuran organisasi yang djalankan, memberikan arahan bagi prinsipal yang sesuai untuk bisnis yang berjalan. Dengan kemampuan untuk memperlancar sistem and proses bisnis, bersamaan dengan kesempatan untuk mengintegrasikan hal-hal tersebut yang telah didentifikasikan sebelumnya dalam rencana kerja bisnis, dimana pada saat itu perusahaan akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menjalankan bisnis secara lebih efisien dan efektif. Bukan hanya karena mampu memotong duplikasi kerja yang tidak perlu, namun lebih penting adalah hilangnya waktu dan pengeluaran biaya telah berkurang secara signifikan.

Referensi:

http://library.usu.ac.id/download/lib/perpus-ridwan8.pdf
wikipedia
http://galeriukm.web.id/artikel-usaha/manajemen-mutu-bagi-usaha-kecil-dan-menengah
http://blog.isi-dps.ac.id/hendra/?p=153

http://igit.wordpress.com/2007/05/09/8-prinsip-manajemen-mutu-versi-iso/


Nama : Idris Nur Shaleh

Kelas : 2TI-2

NRP : 6308372


Manajemen Mutu

Manajemen Mutu Secara Praktis

Tantangan global yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari sektor pemerintah maupun swasta, mau tidak mau semua pihak dituntut untuk mempersiapkan diri untuk mampu bertahan (survive) dalam menghadapi kondisi tersebut. Seiring dengan globalisasi ini, standardisasi manajemen telah menjadi isu utama lebih khusus lagi standardisasi tentang standardisasi sistem manajemen mutu. Untuk itu, suatu lembaga baik pemerintah maupun swasta perlu menyiapkan kerangka sistem mutu lembaganya kearah yang diinginkan sesuai dengan sasaran atau tujuan akhir yang ditetapkan oleh lembaga tersebut, dalam pengertian bahwa tujuan atau sasaran mutu dari suatu lembaga mampu mencapai kesesuaian dengan keinginan yang diharapkan dari pelanggan atau mitra kerja lembaga tersebut.

Menanggapi isu tersebut diatas, salah satu standar sistem manajemen mutu yang telah berkembang di negara maju dan bahkan di negara-negara berkembang adalah ISO 9001:2000. Standar ini merupakan sarana atau sebagai alat untuk dapat mencapai tujuan mutu dalam menerapkan Total Quality Control yang diharapkan mampu menjawab perkembangan globalisasi ini dimana tujuan akhirnya adalah mencapai efektifitas dan efisiensi suatu organisasi. Standar ini merupakan salah satu standar yang diakui secara internasional, yang selanjutnya sudah diadopsi oleh Indonesia menjadi SNI 19 - 9001:2001.

Standar Sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 merupakan suatu hal yang dianggap masih relatif baru di Indonesia. Namun karena tuntutan masyarakat serta kondisi yang ada, nampak perkembangan penerapan standar ini pada organisasi-organisasi di Indonesia menunjukkan angka yang cukup signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa standar ini sudah mulai akrab dan diakui manfaatnya bagi suatu organisasi.

Pengertian tentang mutu atau kualitas ini pada awalnya bersifat netral dan secara perlahan bergerak ke arah yang lebih positip, diyakini bahwa upaya untuk meningkatkan mutu akan menyibukkan berbagai pihak selama beberapa dasawarsa mendatang agar suatu organisasi mampu bertahan (survive) pada masa globalisasi ini.

Ada anggapan bahwa untuk dapat mencapai produk yang bermutu tidak terlepas dengan meningkatnya biaya produksi, namun dapat dibuktikan bahwa menghasilkan produk yang bermutu atau jasa yang memuaskan pelanggan akan mendatangkan manfaat yang lebih bagi organisasi. Manfaat secara umumyang dapat dirasakan secara langsung setidaknya adalah keuntungan peningkatan pangsa pasar sebagai dampak posisitif dari kepuasan konsumen. Peningkatan permintaan akan diikuti dengan peningkatan volume dan efisiensi produksi

Menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 bukanlah sesuatu hal yang akan didapat dalam sekejap, namun merupakan hasil usaha semua pihak yang ada dalam suatu organisasi. Sertifikasi merupakan bentuk pengakuan dari pihak yang independen terhadap suatu organisasi yang sudah menerapkan sistem manajemen mutu yang menjadi acuannya. Adanya sertifikasi ini memberikan bukti bahwa standar benar-

benar sudah diterapkan, tetapi satu hal yang harus diperhatikan bahwa sertifikasi bukan menjadi tujuan akhir, sebab banyak organisasi yang mengejar sertifikasi karena diminta oleh mitra kerjanya tanpa disertai upaya untuk melakukan peningkatan atas kinerja sistemnya.

Proses sertifikasi tidaklah terlalu rumit, namun memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang dari keseluruhan yang terlibat dalam suatu organisasi. Proses sertifikasi dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi yang telah diakreditasi secara nasional atau bahkan secara internasional. Langkah-langkah dasarnya adalah sebagai berikut ;

1. Organisasi menetapkan komitmen dalam menerapakan sistem manajemen mutu

2 Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 pada unit-unit organisasi yang telah ditetapkan

3. Penetapan/penunjukkan lembaga sertifikasi Pertimbangan utama dalam melakukan penunjukan lembaga sertifikasi antara lain status akreditasi, kredibilitas dan pengakuan atas lembaga sertifikasi

4. Penilaian semua aspek manajemen dan pelaksanaan kegiatan. Penilaian Dilakukan dalam 2 (dua) bentuk yaitu Penilaian/ Audit Internal dan Penilaian Eksternal yang dilakukan oleh Tim Auditor dari Lembaga Sertifikasi Independen

5. Pemberian Sertifikat ISO 9001:2000 Sertifikat dapat diberikan apabila organisasi sudah dianggap layak dan memenuhi kriteria yang ditetapkan dalam standar ISO 9001:2000 serta sudah tidak ditemukan lagi ketidaksesuaian yang masuk dalam katagori MAJOR. Masa berlakunya sertifikat ini adalah selama 3 (tiga) tahun setelah diterimanya sertifikat.

6. Surveilen/Pengawasan ulang Surveilen dilaksanakan setiap 6 (enam) bulan sekali setelah diterimanya sertifkat yang dimaksudkan untuk mengevaluasi efektifitas penerapan ISO 9001:2000 serta apabila terjadi perubahan/perkembangan yang dilakukan dalam penerapan sistem.

Beberapa manfaat yang dapat diambil dalam penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000, antara lain :

1. Mampu membuat sistem kerja dalam organisasi menjadi standar kerja yang terdokumentasi

2. Meningkatkan semangat kerja karyawan karena adanya kejelasan kerja sehingga tercapai efisiensi.

3. Dipahaminya berbagai kebijakan dan prosedur operasi yang berlaku di seluruh organisasi

4. Meningkatnya pengawasan terhadap pengelolaan pekerjaan

5. Termonitornya kualitas pelayanan organisasi terhadap mitra kerja

Dalam upaya penerapan sistem manajemen ini secara efektif, maka dituntut adanya suatu kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola seluruh proses kerja yang saling berhubungan dan berinteraksi baik secara intern maupun ekstern. Selain dari pada itu, perlunya kemampuan dalam meningkatkan secara terus menerus efektivitas dari proses sistem manajemen mutu, sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan dan sasaran mutu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu adanya suatu program berkesinambungan yang perlu didukung oleh semua personel yang terlibat dalam penerapan sistem ini.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sertifikasi Sistem Manajemen ISO 9001 : 2000 antara lain :

1. Audit Internal Audit internal merupakan kegiatan yang sangat penting dan merupakan keharusan dalam penerapan standar ISO 9001 : 2000, yang bertujuan untuk memantau sistem mutu dengan melakukan verifikasi kesesuaian dan keefektifan kegiatan penerapan sistem mutu dibandingkan terhadap standar acuan serta kebijakankebijakan yang sudah ditetukan. Kegiatan audit internal ini sepenuhnya menjadi tanggungjawab Wakil Manajemen (WM)

2. Surveilen Sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dengan pihak Lembaga Sertifikasi, kegiatan surveillen diprogramkan akan dilakukan setidaknya dua kali dalam satu tahun oleh Lembaga Sertifikasi. Surveilen ini dilaksanakan untuk mengevaluasi adanya perubahanperubahan sistem mutu serta untuk monitoring bagi lembaga sertifikasi apakah

organisasi tersebut mampu menerapkan sistem mutunya secara konsisten.

3. Evaluasi Kinerja Evaluasi kinerja ini dilakukan sebagai wahana bagi organisasi dalam memperoleh masukan dari mitra kerja dalam memberikan pelayanannya, khususnya untuk melihat seberapa jauh efektivitas penerapan ISO 9001 : 2000 dalam menunjang upaya untuk memberikan pelayanan prima kepada mitra kerja sehingga sasaran mutu dapat tercapai.

Evaluasi ini dilakukan melalui beberapa cara antara lain :

a. Wawancara langsung dengan mitra kerja

b. Mengirimkan daftar isian (kuesioner) kepada mitra kerja yang telah mendapatkan pelayanan.

Berdasarkan evaluasi kinerja ini diharapkan dapat lebih memacu serta meningkatkan kinerja, terutama dalam ketaatannya dalam menerapkan standar yang diacu.

4. Tinjauan Manajemen Sebagaimana halnya dengan Audit Internal, Tinjauan Manajemen ini juga merupakan keharusan atau wajib dilakukan dalam penerapan ISO 9001 : 2000. Tinjauan Manajemen ini dilakukan dalam bentuk rapat lengkap yang dipimpin langsung oleh pimpinan puncak.

Kegiatan ini lebih bersifat pengkajian atas penerapan sistem manajemen mutu secara menyeluruh, sedangkan materi-materi pokok yang diangkat untuk dilakukan pengkajian antara lain :

a. Kegiatan Audit Internal

b. Tindakan Perbaikan

c. Hasil Evaluasi Kinerja

d. Isue-isue lain yang berkaitan dengan penerapan ISO 9001 : 2000

Dengan demikian penerapan Standar ISO 9001 : 2000 memberikan manfaat yang besar dalam meningkatkan kinerja suatu organisasi dalam upaya mewujudkan pelayanan prima kepada mitra kerjanya. Menyadari akan besarnya manfaat penerapan ISO 9001:2000 dalam meningkatkan profesionalisme dan performance lembaga; PSA Deptan sejak Januari 2002 telah menerapkan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000. Dan pada tanggal 23 Desember 2003 telah berhasil mendapatkan sertifikat ISO 9001:2000. Hal ini merupakan prestasi pemerintahan pertama di Indonesia yang berhasil mendapat pengakuan dan meraih sertifikat ISO 9001:2000.


Dikutip dari : http://www. tqmcasestudies.com/

Nama : Arie Deo Prasetya

Kelas : 2 TI-1

NRP : 6308210

Management Mutu Secara Praktis

Definisi Mananajemen :

“The art of getting thing done through people (seni untuk menggerakan orang melakukan suatu pekerjaan atau keahlian untuk mencapai hasil tertentu melalui orang lain” (Lawrence A. Appley, presiden American Management Association)

”Suatu proses yang melibatkan kegiatan perncanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan melalui pemanfaatan factor produksi yang dimiliki”(M.Fuad, etal. “pengantar Business)

“Seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengontrolan daripada human and natural resource untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan terlebih dulu”. (Prof. Oey Liang Lee, Guru Besar Manajemen UI)

Dari pengertian di atas dijumapai ada aktifitas khusus untuk mencapai tujuan :

· Memanfaatkan faktor produksi.

· Menggunakan metode ilmiah yang meliputi kegiatan :

o Mengetahui adanya persoalan.

o Mengumpulakan fakta, data dan informasi.

o Menyusun alternative penyelesaian.

o Mengambil keputusan dengan memilih salah satu alternative penyelesaian.

· Melaksanakan keputusan serta melakukan tindak lanjut.

· Management sebagai seni dalam menyelesaikan masalah

http://elqorni.wordpress.com/2008/04/24/manajemen-mutu/

TQM

Adapun menurut ahli tentang TQM ini adalah “ Total Quality Management adalah sebuah methodology management bisnis holistic yang menyelaraskan kegiatan semua karyawan dalam suatu organisasi dengan focus kepuasan pada pelanggan umum yang ingin dicapai melalui perbaikan yang berkesinambungan dalam semua proses kegiatan barang dan jasa (Burrill & Ledolter, 1999) http://www.123helpme.com/preview.asp?id=167903

Total Quality Management (TQM) adalah proses organisasi secara aktif melibatkan setiap fungsi dan setiap karyawan dalam memuaskan kebutuhan pelanggan, baik internal dan ekstrenal. TQM bekerja dengan terus meningkatkan aspek pekerjaan melalui kontrol terstruktur, perbaikan dan kegiatan perencanaan dilakukan dengan ideology yang di titik beratkan pada pedoman yang berfokus pada kualitas dan kepuasan pelanggan sebagai prioritas utama.

Ada banyak argumen bahwa TQM berhasil hanya dengan memperhatikan tentang kualitas bagi pelanggan di seluruh organisasi. Kebenaran dari pernyataan ini dan fakta yang merupakan pernyataan ketidak benaran mengenai pernyataan ini akan menjadi pencapaian kesuksean dari TQM. Dalam TQM itu sendiri pelanggan (customer) merupakan pusat dari setiap kegiatan baik itu pelanggan eksternal maupun pelanggan internal, kunci dari pokok permasalahan yang bersanguktan ini adalah bagaimana menentukan celah antara apa yang di butuhkan / di inginkan oleh pelanggan dan apa yang dapat system (organisis/perusahaan) berikan. Saat dimana celah antara apa yang dibutuhkan oleh pelanggan dan apa yang dapat di penuhi oleh system dapat di atasi, ini akan secara sistematis mengurangi celah tersebut dan hasilnya tidak akan pernah berakhir peningkatan di dalam kepuasan customer di setap tingkatanya.

TQM pun bergantung pada penciptaan suatu budaya di dalam organisasi yang melibatkan setiap individunya didalam peningkatan kualitas, semua orang yang dapat mempengaruhi kualitas tapi pertama – tama orang tersebut harus menyadari akan factor ini dan memiliki keahlian serta alat – alat yang sesuai untuk meningkatkan kualitas. Dengan demikian TQM mencakup pemasaran dan penyebaran kualitas tidak hanya dalam satu aspek organisasai melainkan dari seluruh aspek yang ada yang berfokus pada pelanggan.

Manfaat perbaikan kualitas tidak hanya akan tercermin pada penurunan biaya,
tetapi juga memaksimalkan keuntungan bisnis. Dalam hal peningkatan kualitas, apa yang sebenarnya penting untuk suatu perusahaan tidak hanya minimalisasi biaya, tapi pengaruh kualitas unggul yang telah memaksimalkan keuntungan (Freiesleben, 2005). Dengan demikian, studi tentang hubungan antara manajemen mutu dan kinerja perusahaan sangat penting bagi perusahaan dan peneliti untuk lebih memahami dampak dari manajemen mutu ke berbagai tingkat kinerja perusahaan.

Dalam rangka memenuhi persyaratan kualitas, perusahaan harus menghabiskan waktu dan upaya pelaksanaan TQM. Untuk tujuan ini, perusahaan akan memperkenalkan kualitas praktek manajemen dengan mengkomunikasikan filosofi TQM dan / atau prinsip efektif. Selain itu, penerapan TQM dapat diterapkan untuk meningkatkan hubungan antara perusahaan dan pemasok mereka. Selain itu, penerapan TQM juga dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memberikan produk unggul atau jasa Menurut CEO melihat kualitas yang ditampilkan di website Intel, kualitas sebenarnya adalah salah satu dari enam Intel nilai-nilai perusahaan penting. Dengan kata lain, Intel berusaha untuk mengejar kualitas kelas dunia melalui penerapan dan / atau pelaksanaan yang kualitas sistem. Dengan demikian, mendedikasikan Intel untuk mempertahankan standar tertinggi dan kapal produk yang memenuhi tujuan lain dari Intel (Otellini, 2006) Menurut penelitian sebelumnya (Alkhafaji et al., 1998; Mandal et al, 1999.), TQM filsafat dapat diterapkan untuk setiap organisasi, termasuk manufaktur, jasa, dan informasi yang berhubungan dengan industri. Perkembangan dewasa Taiwan informasi yang berhubungan dengan industri telah memungkinkan untuk ekonomi global stabil (Einhom et al., 2005). Agar informasi yang berhubungan dengan Taiwan lebih industry makmur dan kompetitif, itu terbukti bermanfaat untuk menyelidiki bagaimana mungkin TQM mempengaruhi kinerja bisnis. Dari uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara praktek TQM dan berbagai tingkat bisnis kinerja dan dengan fokus khusus pada industri informasi yang terkait di Taiwan. Itu Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris pada apakah atau tidak pelaksanaan praktek TQM mempengaruhi berbagai tingkat kinerja perusahaan. Itu kontribusi dari penelitian ini adalah untuk mengusulkan suatu model yang dapat mempelajari pengaruh TQM lebih efektif dan karenanya, menerapkan TQM dengan cara yang lebih efisien. Temuan diperoleh dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi para peneliti dan praktisi dalam kualitas
pengelolaan kawasan.

Pengaruh TQM terhadap Kinerja Usaha / Bisnis

Manfaat dari penerapan TQM yang efektif dapat dipelajari dengan tiga yang berbeda perspektif. Pertama, dari malaikat operasi, alasan bahwa TQM telah menjadi panas topik di kedua industri dan akademisi adalah bahwa hal itu dapat diterapkan untuk memperbaiki / meningkatkan daya saing global (Flynn et al., 1995; Samson dan Terziovski, 1999). Perusahaan dengan implementasi TQM yang efektif dapat mencapai manfaat internal seperti meningkatkan kualitas, meningkatkan peningkatan produktivitas, atau menyadari operasi yang lebih baik penghasilan (Corbett et al., 2005; Hendricks dan Singhal, 1997). Kedua, dari perspektif kinerja keuangan, rancangan hati-hati dan pelaksanaan yang konsisten dan didokumentasikan sistem manajemen mutu dapat memberikan kontribusi signifikan pada atasannya kinerja keuangan (Corbett et al., 2005). Selanjutnya, perusahaan dengan TQM yang efektif
implementasi secara signifikan dapat mengalahkan pada kinerja harga saham (Hendricks dan Singhal, 2001). Akhirnya, dari manajemen pengetahuan (KM) sudut pandang, penerapan TQM juga dapat meningkatkan dan meningkatkan organisasi pengetahuan, yang pada gilirannya membantu lebih memahami bagaimana manajemen kualitas praktik dapat mempengaruhi kinerja perusahaan (Linderman et al., 2004). Dibandingkan dengan TQM dan KM, ada banyak kesamaan antara kedua filosofi manajemen. Jika direncanakan dengan baik, mereka dapat melengkapi satu sama lain secara efektif (Hsu & Shen, 2005) Penelitian terbaru telah menguji hubungan antara manajemen kualitas total
dan berbagai tingkat kinerja bisnis (Das et al., 2000; Kaynak, 2003; Mohrman et al., 1995). Meskipun banyak hasil penelitian sebelumnya mendukung positif pengaruh TQM pada kinerja organisasi (Hendricks & Singhal, 1997; Kaynak, 2003; Madu et al., 1995; Sun, 2000; Terziovski & Samson, 1999), ada beberapa penelitian yang ditemukan penerapan TQM dapat mengakibatkan tidak efektifnya kinerja perusahaan (Choi & Eboch, 1998; Dale et al., 1998; lemak et al., 1997; Reed et al., 1996). Kaynak (2003) menunjukkan alasan bahwa hasil ini studi tersebut memiliki hasil yang berbeda mungkin dihasilkan dari sifat penelitian desain seperti menggunakan praktek TQM atau kinerja usaha sebagai satu membangun. Dalam studi ini, penulis meneliti hubungan antara tujuh penting TQM membangun dan berbagai tingkat kinerja perusahaan dan mengukur bagaimana setiap TQM TQM mempengaruhi konstruksi konstruksi lainnya.

http://www.searchpdf.org/ebooks/implemnting-tqm.html

Adi Kurnia

2ti-1

6308236